Cari Blog Ini

Jumat, 25 Maret 2011

STRATEGI PENDIDIKAN BERBASIS KEBUDAYAAN


Strategi pendidikan di bawah lingkungan pendidikan berbasis kebudayaan “culture education base”, adalah sebagai upaya untuk memperinci kebijakan pendidikan kebudayaan itu sendiri. Pemaknaan utama pendidikan berbasis kebudayaan “culture education base” akan mencakup program-program yang secara garis besar dapat dimasukkan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1.      Progran yang berorientasi pada isi.

Program yang berorientasi pada isi “content oriented program” adalah suatu program pendidikan kebudayaan yang mencakup isi mengenai kelompok-kelompok kebudayaan yang berbeda. Kurikulum dan bahan ajar akan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai kelompoknya sendiri dan kelompok lain. Tujuan utama dan program ini adalah :
a.       Mengembangkan isi kebudayaan melalui beberap disiplin ilmu yang khususnya berada di bawah koordinasi studi sosial, studi fisika, dan humaniora.
b.      Mengintegrasikan pelbagai pandangan dan prespektif yang berbeda di dalam kurikulum.
c.       Mentransformasikan standarisasi nilai, dan morma yang akhirnya dapat mengembangkan paradigma baru di dalam kurikulum.

2.      Program yang berorientasi pada siswa
Program yang berorientasi pada siswa “student oriented” Program ini berangkat dari tesis seorang pilosof Romawi yang bernana Seneca  hidup kira-kira 2000 tahun yang lampau, ia berkata : “Non Scholae, and vitea discimus”  yang artinya: “janganlah mengajar untuk sekolah, ajarlah untuk hidup”. Pertanggung jawaban kita sebagai guru di dalam pendidikan bukanlah pada sekolah, melainkan terhadap kemanusiaan dan kehidupan dengan memberikan kompetensi di dalam setiap wilayah kehidupan. Pendidikan bukanlah sekedar menjejali otak para peserta didik dengan informasi dan fakta yang tidak bermakna tanpa pengalaman. Pesera didik datang ke sekolah dengan suatu semangat untuk belajar, tetapi dengan segera para peserta didik kehilangan hubungan pribadi dengan nilai-nilai budayanya dari yang mereka pelajari. Padahal para peserta didik ingin mengetahui kehidupan yang nyata.

3.      Progran yang berorientasi pada komunitas
Program berorientasi pada komunitas “community oriented” Program itu dari (2) dua buah paradigma yaitu :
a.       Paradigma pembangunan berwawasan komunitas atau disebut juga paradigma manajemen sumber daya berwawasan komunitas “community base resources management”.
b.      Paradigma pendidikan yang beroreintasi pada rekonstruksi sosial.

Program pendidikan ini bertujuan untuk mengadakan reformasi, baik reformasi pada persekolahan di dalam konteks budaya. Tujuan utama program pendidikan ini adalah agar setiap mata pelajaran berdampak kebih luas terhadap pemahaman budaya lokal, khususnya vitalitas local “genius local”. Paradigma ini menempatkan sesuatu yang bermakna bagi nilai-nilai sumber daya manusia. Seperti kemandirian dan harga diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar